Sungguh sebuah kabar gembira bagi kaum muslimin, umat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, ketika beliau bersabda:
كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَـى، فَقِيْلَ: وَمَنْ يَأْبَى يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى
“Setiap ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan. (Lalu) dikatakan kepada beliau: ‘Siapa yang enggan itu wahai Rasulullah?’ Maka beliau menjawab: ‘Barangsiapa mentaati aku ia pasti masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka berarti ia enggan (masuk surga).” [Shahih Bukhari: 7280]
Subhanallah! Sungguh suatu kebahagiaan menjadi umat Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, dimana telah dikabarkan oleh beliau bahwa pada dasarnya umat Islam itu masuk surga, kecuali yang enggan saja. Masya Allah! Adakah yang enggan masuk surga? Adakah yang enggan dengan kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, yang belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah terpikirkan oleh hati sekalipun? Adakah yang enggan berada di surga ditemani bidadari-bidadari yang disucikan?
Tentu tidak ada yang enggan masuk surga. Tentu semua ingin berada di surga dan dapat memandang Wajah Allah yang Mulia, kekal di dalamnya selama-lamanya. Namun demikian, keinginan saja tidak cukup. Keinginan tanpa pengetahuan tidak akan melahirkan tindakan atau usaha yang nyata untuk mewujudkan keingingan itu. Maka dari itu kita perlu mengetahui apa dan bagaimana sifat surga serta apa dan bagaimana sifat neraka. Karena siapa yang tidak masuk surga, pintu yang lain adalah neraka, dan tidak ada ada tempat di antara keduanya.
Ketika Allah menciptakan surga dan neraka beserta amalan-amalan menuju keduanya, terjadilah dialog antara Allah SWT dengan Jibril as. Dialog ini diriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata: Rasulullah bersabda: ”Ketika Allah menciptakan surga dan neraka, diutuslah Jibril kepada surga. Allah berfirman: `Pergilah! lihatlah surga itu dan lihatlah kepada apa yang telah aku sediakan untuk mereka yang ingin menuju surga itu.’ Maka Jibril pun pergi dan melihat surga itu dan kepada apa yang telah Allah sediakan bagi calon penghuninya. Maka Jibril pun kembali dan berkata: `Demi kemuliaanmu ya Allah tidak akan ada seorangpun yang mendengar tentang surga itu, kecuali pasti akan memasukinya.’ Maka Allah memerintahkan surga dan memenuhi jalan-jalan menuju surga itu dengan Al Makarih (berbagai ketidaksenangan). Maka Allah memerintahkan Jibril: `kembalilah, dan lihatlah surga itu dan kepada apa yang telah aku sediakan untuk calon penghuninya!” maka Jibril pun melihat kembali surga itu, kemudian kembali, seraya berkata `demi kemuliaanmu ya Allah, sungguh aku khawatir bahwa tidak akan ada seorangpun yang bisa memasuki surga.’ Kemudian diutuslah jibril ke neraka, Allah berfirman: `pergilah, lihatlah neraka itu dan kepada apa yang telah aku persiapkan bagi calon penghuninya.’ Maka Jibril pun melihat neraka itu, maka tiba-tiba ia melihat api neraka itu saling bertumpuk-tumpuk, kemudian ia kembali dan berkata: `demi kemuliaanmu ya Allah, tidak akan ada seorangpun yang akan masuk neraka kalau dia mendengar tentang siksa neraka’, lalu Allah memerintahkan neraka, lalu dipenuhilah jalan menuju neraka itu dengan asy Syahawaat, lalu allah berfirman: `pergilah dan lihatlah neraka itu’, maka jibril pun pergi melihat kemudian kembali dan berkata: `demi kemuliaanmu ya Allah aku kawatir tidak ada seorangpun yang selamat dari neraka kecuali pasti akan memasukinya’.” [H.R. Muslim].
Subhanallah! Ternyata surga yang di dalamnya adalah negeri kenikmatan abadi itu tertutupi oleh tirai-tirai berbagai macam ketidaksenangan, berbagai macam kesulitan, kepayahan, yang mana hanya orang yang yakin saja yang akan sanggup membuka dan menembus tirai-tirai itu hingga akhirnya akan memasukinya. Maka seorang mukmin yang yakin akan perjumpaan dengan Rabb-nya, dan yakin akan kebenaran surga dan neraka akan capek dalam hidupnya karena usahanya yang tiada henti untuk membuka tirai-tirai penutup surga.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. [Al Baqarah 214]
Sebaliknya, tabir penutup neraka ternyata adalah berbagai macam kenikmatan yang sulit bagi manusia untuk menolaknya, karena memang manusia diciptakan mempunyai syahwat/keinginan terhadap wanita, anak-anak, harta yang banyak, serta berbagai kenikmatan lainnya yang bisa dirasakan oleh panca inderanya. Terkadang, usaha besar harus dilakukan, harta harus dikeluarkan, waktu harus dikorbankan, demi mendapatkan semua kesenangan itu, yang sebenarnya kesengsaraan abadi menanti di balik tirai-tirai itu.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). [Ali Imraan 14]
Setelah mengetahui rahasia tabir surga dan neraka, kita mempunyai pilihan, apakah ingin membuka tabir-tabir surga dengan bersabar terhadap segala kesulitan yang akan dijumpai, atau membuka tabir-tabir neraka yang akan menjumpai berbagai kenikmatan semu.
Bagaimana Membuka Tabir?
Imam Nawawi berkata “Barang siapa dapat membuka tabir, maka ia sampai pada sesuatu yang di tutupi. Membuka tabir surga adalah dengan melakukan hal-hal yang di benci, sedangkan membuka tabir neraka adalah dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan (menuruti hawa nafsu).
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, keluarganya, para Sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
—————————————–
Khutbah Jum’at Masjid Adi Oman, Juni 2010…ditulis ulang dan diselesaikan waktu liburan di KL, 18 Juni 2011.