Dasar Shalat Isyraq

Leave a comment

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Ustadz, ada pendapat waktu sholat sunah shuruq yang dilakukan oleh mereka yang duduk di masjid dari waktu subuh s/d terbit matahari. Dan bagi yang duduk di Masjidil Haram, tilawah dan dzikir pahalanya setara dengan naik haji.
Mohon penjelasan dan hadisnya, terima kasih, Wassalam.

Dari: Aris Hartanto
Shalat-Isyraq

Jawaban:

Wa’alaikumussalam

Benar demikian. Dalilnya:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ».

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk berdzikir sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala haji dan umrah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menambahkan: “Sempurna..sempurna..sempurna…” (HR. At Turmudzi no.589 dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

Syaikh Mukhtar As Sinqithi memberikan penjelasan hadis ini, bahwa keutamaan ini hanya dapat diraih jika terpenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: More

Sunnah yang hilang: Tambahan Lafadz Adzan ketika Hujan

Leave a comment

Alhamdulillah wa shalatu wa salamu ‘ala rasulillah

Diantara sunah yang hampir tidak kita jumpai di masyarakat adalah tambahan lafadz adzan ketika hujan. Sebenarnya mungkin banyak tokoh masyarakat yang mengenalnya. Apalagi penjelasan tentang tamabahan lafadz adzan ini sangat mudah di dapatkan dan banyak disebutkan di buku-buku fikih. Namun mengingat lafadz adzan tambahan semacam ini jarang dikenal masyarakat, sehingga dianggap asing atau bahkan ajaran sesat. Sehingga muadzin enggan melantunkan lafadz itu ketika adzan, karena bisa jadi masyarakat akan menilainya sebagai orang sesat.

Tambahan Lafadz Adzan Ketika Hujan

Terdapat banyak riwayat yang menunjukkan adanya perbedaan antara lafadz adzan biasa dengan lafadz adzan ketika hujan. berikut beberapa riwayat yang menunjukkan hal tersebut, More

Rahasia Sisipan Ayat Do’a

Leave a comment

Diantara ayat-ayat tentang puasa, yang dimulai dari Surat Al-Baqarah ayat 183, 184, 185, dan 187, Allah Tabaraka wa Ta’ala menyisipkan ayat 186 yang tidak ada hubungannya secara khusus dengan bulan Ramadhan, akan tetapi berkaitan dengan amalan hamba secara umum. Yaitu ketika Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al-Baqarah: 186)

Ayat ini adalah jawaban dari suatu pertanyaan beberapa sahabat Nabi Shallallahu’alaihi wasallam yang bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami membisikiNya ataukah Dia jauh sehingga kami menyeruNya?”, kemudian turunlah ayat ‘Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwa Aku adalah dekat‘ karena sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengawasi, Maha Melihat dan Mengetahui apa yang tersembunyi dan dirahasiakan, Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati dan Dia sangat dekat dari orang yang berdo’a kepadaNya dengan mengabulkannya. Oleh karena itu Dia berfirman ‘Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu‘. (Tafsir As-Sa’adi). More

Berkah Kurma dalam Sahur dan Berbuka

Leave a comment

Nikmatnya Berbuka Puasa

Setelah menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar, tentu yang diiginkan oleh para shoimun (orang yang berpuasa) adalah segera meneguk air untuk membasahi kerongkongannya ketika adzan Maghrib mulai dikumandangkan. Maka berbahagialah mereka yang berpuasa. Mereka mempunyai dua kebahagiaan, yaitu bahagia karena telah menyelesaikan ibadah yang difardhukan Allah, dan bahagia karena Allah Ta’ala telah menghalalkan apa-apa yang sejalan dengan tabiatnya berupa makanan, minuman, dan jima’ yang sebelumnya dilarang selama rentang waktu puasa.

Ada sebuah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sepertinya tidak mungkin ditinggalkan oleh kaum muslimin karena sejalan dengan tabiatnya, yaitu Menyegerakan Berbuka. Bahkan lebih dari itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa: “Manusia senantiasa dalam dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka” (HR. Bukhari 4/173 dan Muslim no. 1098 dari Sahl bin Saad As-Sa’idi). More

Shalat Tarawih, FAQ

Leave a comment

Diantara Sunnah yang ada pada bulan Ramadhan adalah shalat Tarawih. Shalat Tarawih sendiri pada hakikatnya adalah shalat malam yang dilakukan berjamaah di bulan Ramadhan. Maka terkadang disebut dengan Qiyam Ramadhan. Dan untuk hal ini ada sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam

من قام رمضان إمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

“Barangsiapa mengerjakan shalat (tarawih) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaq ‘Alaih)

Meskipun bulan Ramadhan berulang setiap tahun bersamaan dengan syariat puasa dan shalat malamnya, pembicaraan tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan amalan-amalan tersebut pun berulang bersamaan dengan datangnya bulan yang mulia tersebut. Hal ini berarti kaum muslimin mempunyai keingintahuan yang lebih terhadap agamanya, mempelajarinya, meluruskannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk sesama saudaranya.

Berikut ini diatara FAQ (Frequently Asked Questions), pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan Shalat Tarawih beserta dengan jawabannya berdasarkan petunjuk Nabi Shallallahu’alahi wasallam, para sahabat radhiyallahu’anhum, generasi terbaik sesudahnya, serta keterangan para ulama yang mengikuti mereka dengan baik. More

Peluang Menjadi “Raja Properti” di Surga

Leave a comment


Sebutan “Raja Properti” pastilah identik dengan banyaknya properti yang dimiliki atau dikelola, yang mana secara umum istilah Properti identik dengan Rumah. Banyak yang bermimpi ingin menjadi “Raja Properti” di dunia ini, akan tetapi sedikit yang benar-benar menjadinya. Butuh kerja keras, kerja cerdas, dan berbagai fasilitas yang telah dimaklumi menjadi wasilah menuju kesana. Alhasil, tidak ada jalan pintas untuk dapat menjadi “Raja Properti” di dunia ini.

Adapun Allah Tabaraka Ta’ala adalah Dzat yang Maha Kaya, Maha Pemurah, Maha Pemberi. Dengan segala sifat-sifatNya yang Mulia tersebut, Dia telah banyak memberi kemudahan kepada hambaNya, yang salah satunya adalah memberikan kesempatan menjadi “Raja Properti” di Surga. Nggak tanggung-tanggung, di Surga, suatu tempat yang jauh lebih baik dari dunia. Jika anda tidak berkesempatan menjadi Raja Properti di dunia, janganlah berkecil hati, karena itu adalah hal yang kecil dan remeh. Maka raihlah kesempatan menjadi Raja Properti di surga.

Bagaimana caranya? More

Duduk Istirahat atau Mengikuti Imam?

7 Comments

Ketika kita bermakmum, terkadang kita menjumpai Imam yang diantara gerakan shalatnya tidak sama dengan yang kita yakini dan kita amalkan. Keadaan ini menjadikan berbenturnya 2 sunnah (petunjuk Nabi shallallahu’alaihi wasallam), yaitu Menyempurnakan gerakan/bacaan yang disunnahkan, dengan Mengikuti Imam yang mana juga merupakan perintah Nabi shallallahu’alaihi wasallam.

Ada beberapa kasus dalam shalat yang memungkinkan berbedanya pilihan gerakan/bacaan antara Makmum dengan Imam, dan dalam artikel kali ini mengambil contoh kasus “duduk istirahat”, yaitu duduk iftirasyi sejenak setelah sujud kedua sebelum berdiri untuk rakaat berikutnya.


More

Prinsip Dasar Ekonomi Syari’ah

Leave a comment

Sahabat Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu ketika menjadi Khalifah sepeninggal Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallahu’anhu, pernah memerintahkan para pedagang agar mempunyai ilmu sebelum berdagang di pasar agar terhindar dari praktek-praktek yang diharamkan.

قال عمر بن الخطاب رضي الله عنه:  لاَ يَتَّجِرُ فِي سُوْقِنَا إِلاَّ مَنْ فَقُهَ وَإِلاَّ أَكَلَ الرِّبَا

Umar  bin Khaththab radhiyallahu’anhu berkata  “Hendaknya tidaklah berdagang di pasar kita selain orang yang telah paham (berilmu), bila tidak, niscaya ia akan memakan riba”.

More

Mengusap Khuf dan Kaos Kaki

Leave a comment

Khuf adalah sesuatu yang dikenakan pada kaki, yang terbuat dari kulit atau selainnya dan menutupi mata kaki. Diantara kemudahan dalam syariat Islam adalah dibolehkannya mengusap Khuf ketika ber-wudhu, sebagaimana hal ini telah shahih dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dimana Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu’anhu berkata:

“Aku pernah menyertai Nabi shallallahu’alaihi wasalalm dalam satu safar, (tatkala beliau berwudhu) akupun menjulurkan tanganku untuk melepas dua khuf yang sedang beliau kenakan. Namun beliau berkata: “Biarkan dua khuf ini (jangan dilepas) karena aku memasukkan keduanya (maksudnya kaki beliau) dalam keadaan suci.”  Beliaupun mengusap di atas kedua khuf tersebut.” (HR. Al-Bukhari no. 206 dan Muslim no. 274).
More

Dasar Hukum Waris

Leave a comment

Allah Ta’ala telah mewajibkan tata cara pembagian warisan berdasarkan hikmah dan ilmu-Nya. Menetapkan bagian-bagian tertentu untuk ahli waris dengan pembagian yang terbaik dan teradil menurut hikmah-Nya yang sangat dalam, rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu, dan ilmu-Nya yang Maha luas. Lalu Dia menjelaskan perkara warisan dengan penjelasan yang sangat sempurna. Bagi siapa saja yang mentaati peraturan ini dan melaksanakannya sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan, maka Allah telah menjanjikan untuknya Surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya bersama orang-orang yang telah Allah beri nikmat dari kalangan Nabi, kaum shidiqin, para syuhada’, dan orang-orang shalih.

Ayat-ayat waris yang disebutkan Allah Ta’ala sebagai pedoman baku hukum waris ada 3 bagian: More

Older Entries